Ternyata
kemasan tidak sesederhana yang dilihat. Desain kemasan selalu menggambarkan apa
maksud dari desain suatu kemasan sampai
maksud yang terkandung didalamnya agar tercapai sasaran. Cara menentukan desain
ada 3. Yang pertama, soal makna dari suatu kemasan yang dibuat. Suatu kemasan sebaiknya
bermakna personal, sosial, dan publik. Kemasan harus punya nilai personal yang
maksudnya produk tersebut hanya ingin diketahui oleh pelakunya, tidak ingin
orang lain tahu apa isi produk dalam kemasan tersebut. Sedangkan kemasan yang
bermakna sosial, biasanya untuk penghargaan atau penghormatan atas prestasi
atau hasil yang dicapai. Sementara kemasan yang bernilai publik, biasanya
produk yang digunakan untuk komersial, jadi pesan kemasannya harus dapat
dimengerti oleh semua orang yang membacanya. Kedua, kemasan dalam bentuk fisik.
Terdiri dari kemasan primer (melekat pada produknya), kemasan seknder (melindungi
produk), kemasan tersier (fungsi kemudahan san praktis pembawaanya), kemudian
kemasan transport dan sebanyainya. Ketiga, mendesain kemasan yang baik harus
mencakup 5 fungsi yaitu fungsi protektif, fungsi praktis, fungsi informasi,
fungsi komunikasi dan fungsi lingkungan.
Dalam suatu
desain kemasan harus mempunyai prinsip fungsional. Yang pertama, kemasan (packaging).
Kemasan ini harus menyampaikan tentang jenis produk, dan kegunaan dari produk
tersebut. Disini kejujuran jadi hal yang penting. Kedua, kemasan secara fisik. Fungsinya
sebagai pelindung produk dari benturan, gensekan, guncangan, hentakan dan
lain-lain. Disini kekuatan menjadi prinsip utama. Ketiga, kemasan yang nyaman
dipakai. Maksudnya kemasan yang memberikan rasa nyaman jika disentuh,
permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, juga
mudah disimpan, dan stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat di daur ulang
sangat diutamakan. Keempat, kemasan yang mampu menampilkan kelebihan produk
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar