Rabu, 21 Mei 2014

Desain kemasan menentukan nilai suatu produk


         Ternyata kemasan tidak sesederhana yang dilihat. Desain kemasan selalu menggambarkan apa maksud dari desain  suatu kemasan sampai maksud yang terkandung didalamnya agar tercapai sasaran. Cara menentukan desain ada 3. Yang pertama, soal makna dari suatu kemasan yang dibuat. Suatu kemasan sebaiknya bermakna personal, sosial, dan publik. Kemasan harus punya nilai personal yang maksudnya produk tersebut hanya ingin diketahui oleh pelakunya, tidak ingin orang lain tahu apa isi produk dalam kemasan tersebut. Sedangkan kemasan yang bermakna sosial, biasanya untuk penghargaan atau penghormatan atas prestasi atau hasil yang dicapai. Sementara kemasan yang bernilai publik, biasanya produk yang digunakan untuk komersial, jadi pesan kemasannya harus dapat dimengerti oleh semua orang yang membacanya. Kedua, kemasan dalam bentuk fisik. Terdiri dari kemasan primer (melekat pada produknya), kemasan seknder (melindungi produk), kemasan tersier (fungsi kemudahan san praktis pembawaanya), kemudian kemasan transport dan sebanyainya. Ketiga, mendesain kemasan yang baik harus mencakup 5 fungsi yaitu fungsi protektif, fungsi praktis, fungsi informasi, fungsi komunikasi dan fungsi lingkungan.

          Dalam suatu desain kemasan harus mempunyai prinsip fungsional. Yang pertama, kemasan (packaging). Kemasan ini harus menyampaikan tentang jenis produk, dan kegunaan dari produk tersebut. Disini kejujuran jadi hal yang penting. Kedua, kemasan secara fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari benturan, gensekan, guncangan, hentakan dan lain-lain. Disini kekuatan menjadi prinsip utama. Ketiga, kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan yang memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, juga mudah disimpan, dan stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat di daur ulang sangat diutamakan. Keempat, kemasan yang mampu menampilkan kelebihan produk tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar